We Are Creative Design Agency

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Illum, fuga, consectetur sequi consequuntur nisi placeat ullam maiores perferendis. Quod, nihil reiciendis saepe optio libero minus et beatae ipsam reprehenderit sequi.

Find Out More Purchase Theme

Our Services

Lovely Design

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Great Concept

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Development

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

User Friendly

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Praesent feugiat tellus eget libero pretium, sollicitudin feugiat libero.

Read More

Recent Work

Minggu, 12 Januari 2014

Bening Hati,

Bening Hati,


Berkali-kali maya menyeka matanya yang basah. Ada banyak hal yang ingin ia ulang, jika semua mungkin. Ingin rasanya melihat ayahnya tersenyum bahagia, seperti saat-saat terakhir sebelum  kepergiannya. Senyum yang lama hilang karena duka hatinya….
Maya lahir di sebuah desa yang jauh dari keramaian. Selepas SMU, ia pergi kekota untuk mengadu nasib. Sendiri tanpa sanak saudara, ia berusaha sebaik mungkin menjaga dirinya. Namun kehidupan kota tak seramah yang ada dibenaknya. Perlahan, gaya hidup dan pergaulan kota melunturkan nilai-nilai dalam dirinya. Hingga ia terjerat didalamnya.
Awaunlnya, maya merasa iri dan sungkan saat teman-teman kerja mengajaknya masuk kesebuah diskotik. Hampir setengah jam ia hanya duduk manis di pojok sofa, hanya sekedar melihat teman-temannya berbaur dengan pengunjung lain. Ketika seorang kawan menariknya bergabung ia tak kuasa menolak dan turut menikmati hentakan musik yang kian lama membuatnya terlena. Lepas tengah malam Maya dan temannya baru meninggalkan tempat hiburan itu.
Sejak itu, hampir setiap ada kesempatan ia tak pernah melewatkan waktunya untuk besenang-senang. Ia semula hanya menikmati music, mulai menjadi penikmat minuman beralkohol. Tak jarang ia pulang dalam keadaan setengah sadar. Turun dari taksi dengan tubuh sempoyongan menuju kamar kost-nya. Berberapa teman kost, telah berusaha menegurnya tapi ia tak peduli.
Dunia seolah telah menjadi candu baginya. Ia mulai jauh terseret pada kelamnya dunia malam. Ia menghinakan diri di dalamnya. Ia keluar dari tempatnya bekerja, karena dianggap tak menjanjikan apapun. Maya memilih profesi di dunia kelam.
Hidupnya drastic berubah. Dalam waktu singkat, kemewahan telah dimilikinya. Tak segan ia mengirim uang yang didapatnya pada orang tua, membuatkan rumah dan isinya. Kehidupan orang tua praktis berubah secara ekonomi.
Namun kedua orang tua tetap tidak berubah dalam kesahajaanya meski berlimpah harta. Mereka mengira Maya telah sukses di kota, hingga syukur tak pernah henti mereka panjatkan kepada Allah. sayang, mereka tak pernah tahu, Maya telah menutupi semua kebobrokannya. Apa yang orang tuanya kira kesuksesan ternyata hasil dari dunia kelam yang dijalaninya.
Sepandai-pandai tupai melompat, akhirnya akan jatuh juga. Serapat-rapat bangkai disimpan, busuknya akan tercium pada akhirnya. Berawal dari ketidak sengajaan adiknya ingin berjumpa maya.
Orang tua meminta tolong adik bungsunya untuk menemui Maya karena suatu urusan. Berawal dari sinilah kehidupan Maya dikutahui keluarga. Qodarullah adiknya belum tahu tempat tinggal Maya yang baru. Adiknya mengira ia masih tinggal di kontrakan lamanya. Informasi diperoleh bahwa Maya telah tinggal di rumah barunya. Tak hanya itu, adik Maya mendapatkan info tambahan bahwa Maya telah berubah dan hidup dalam dunia kelam.
Berbekal informasi itu, adik Maya diam-diam mendatangi tempat tinggal maya. Tak ingin su’uzhon pada saudarinya, sang adik sengaja mengamati seharian di rumah Maya dari kejauhan. Berdebar adiknya menanti apa yan terjadi. Sehari itu, ia melihat rumah Maya banyak dikunjungi tamu pria. Penasaran, ia bertanya tentang Maya pada tetangga rumah. Yang ia dengar membuatnya lunglai. Ternyata benar, kakaknya berada dalam dunia kelam.
Berita itu membuat kecewa orang tuanya. Rumah seisinya pemberian Maya ditinggalkan begitu saja oleh orang tuanya. Kemarahan dan kecewa yang menggunung kedua orang tuanya, pada akhirnya membuat Maya terjada dari mimpi buruk. Bening hati telah menuntunya pada kebenaran sejati.

Sabtu, 11 Januari 2014

Terahir bersamamu

Terahir bersamamu


Pernikahan yang baru berbilang satu tahun kuharapkan berlangsung langgeng. Tapi nyatanya pernikahan yang masih seumur jagung itu berkjalan terseok-seok. Aku sering berkaca diri apa yang semestinya ku lakukan. Mungkin aku harus lebih bersabar.. sabar pada keadaan ini, juga sabar pada sikap istri yang tak kunjung berubah. Bila bukan karena sabar dan berharap segalanya berubah lebih baik , aku tak ingin lagi mempertahankan pernikahanku.
Aku juga iba pada mertua yang begitu saying padaku. Mereka mengerti tingkah putrinya, dan menyerahkan semua keputusan kepadaku. Bahkan bapak mertua sangat berang kepada istriku, yang sikap dan perangainya dianggap mempermalukan keluarga. Bapak mertuaku pun sampai mengusir istriku dari rumah. Tapi istriku tidak bergeming.
Hari-harinya lebih banyak diluar rumah menghamburkan uang dan menghabiskan waktu entah dimana. Kukatakan entah dimana, karena tiap kutanya langsung, lewat telepon, atau SMS ia akan menjawab ketus atau sengaja mematikannya. Bila pulang wajahnya selalu dilipat.
Kebiasaannya yang lain adalah ia senang menggoda pria lain, tak peduli beristri atau belum. Aku sering malu dibuatnya. Tetangga kanan-kiri kerap menggunjingnya, tapi ia tak peduli. Bahkan tanpa sungkan ia menelepon atau SMS pria lain di depanku. Darahku sebenarnya naik ke ubun-ubun, tapi aku teringat bayi kecilku yang belum lagi setengah tahun. Meski tubuh mingilnya jarang disentuh sang bunda, aku berharap dengan melihat hadirnya, istriku tergerak berubah..
Bukannya berubah, sikap istriku justru kian tak karuan. Pernah ia tertangkap tangan bersama pria beristri, hingga diseret kebalai desa oleh warga desa lain dan diminta surat pernyataan bermaterai. Ia sampai menangis, menyembah nyembah dikakiku. Berjanji bertaubat dan mengubah sikapnya.
Hatiku sakit dan tercabik melihat sikapnya. Tubuhku bergetar hebat menahan marah dan malu saat dijemput aparat desa kekampung sebelah. Ingin kumaki dan kutampar ia di depan banyak orang, tapi aku masih bisa menahan diri. Masih ku ingat, ia seorang wanita, ia masih istriku, ibu dari anakku. Meski harga diriku hancur, aku berusaha sabar. Lebih-lebih melihat istriku lebam dan penuh luka cakar akibat warga yang geram. Aku berharap ia berubah dengan kesabaranku…
Seperti kurcaci yang ingin meraih bintang… istriku berbuat manis hanya sebulan. Ia kembali seperti semula. Ia berani menerima pria asing di rumahku. Bahkan, bermanis-manis tanpa sungkan. Aku memanggil istriku. Sebenarnya apa maunya. Tapi jawaban yang diterima sangat menyakitkan.
“Belum tahu juga?! Dasar laki-laki tak tahu diri!!” ia berucap sinis dan berlalu. Saat kucoba menahn perginya, ia justrui menamparku.
“San, istighfar!! Ingat anak dan suamimu! Ingat kuluargamu, ingat keluarga kita!!”
“urus saja sendiri anakmu!! Kamu piker aku suka punya anak. Jadi beban tahu!!, tubuhku jadi rusak harus menyusui dan merawatnya.”
Ya Allah, betapa malangnya putrid kecilku, hingga usia hampir 6 bulannya ia tak pernah merasakan ASI dan dekapan saying ibunya. Ia akan menagis terus hingga aku menggendongya. Sementara istriku hanya berteriak-teriak mendengar tangisannya.
“ Bisa diam nggak?!! Berisik!!”
Tak segan ia akan melempar bayiku dengan bantal, hingga tangisnya semakin keras. Saat sakit demam tinggi, istriku tak punya belas kasih pada putrinya.
“Biarkan saja mati!” ucapnya. Aku memarahinya habis, karena sikapnya yang keterlaluan. Aku masih bersabai ia menyakitiku, tapi aku tak rela ia menyakiti putriku. Puncaknya, saat ia pergi dengan pria lain, aku tak mence-gahnya. Aku sudah berusaha bersabar dan menjadi imam untuknya selama ini. Semoga Allah memaafkan ketidak mampuanku.
Sepekan tanpa kabar, istriku pulang kerumah dalam keadaan mengenaskan. Bajunya kusut dan tubuhnya terlihat pucat dan tidak terurus. Rupanya pria yang bersamanya berusaha mencelakainya setelah menguras uang dan perhiasannya. Lelaki itu berencana membunuh istriku. Beruntung, ia selamt dan berhasil pulang.
Sebenarnya aku tak ingin menerimanya, tapi ibu dan ayah menasehati. Siapa tahu, atas izin Allah, kejadian itu bisa membuat istri berubah. Baru semalam di rumah, istriku pingsan. Ia mmengalami pendarahan hebat. Diagnose dokter menyebutkan ia terkena kanker rahim.
Meski ahirnya ia harus pergi, ia pergi dalam keadaan aku meridhainya. Ia telah menyesali semua kesalahan di sisa delapan  bulan hidupnya. Ia begitu takut jauh dariku dan buah hati kami. Di tengah bahagia kami, ia akhirnya menyerah pada takdir. Semoga allah mengampuninya. Putriku kini telah menikah dan member cucu. Aku menikmati masa tuaku bagahia. (***)
Majalah sakinah agustus 2013.
Diposkan oleh:

Aisybe: refresh you.
Dapatkan kisah, poster, mp3 dan video serta aplikasi islami di:

Selasa, 07 Januari 2014

Batas Waktu

Batas Waktu


senja kini, masih saja menyisakan sepenggal kisah. Masih kuingat jelas kakak perempuanku pergi dengan cara pilu. Bila memngingat sikapnya selama ini pada ayah dan ibu juga suami bisa jadi ini balasan Allah untuknya.
Ya kakak sulungku memang bukan kakak yag bisa dijadikan teladan adik-adiknya. Kehadirannya dirumah, selalu membuat suasana rumah memanas. Seringkali, aku nyaris baku hantam dengannya, karena tak tahan melihat kelakuannya. Aku kerap tak sabar, melihat ia sering durhaka pada ibu dan ayah.

Our Blog

55 Cups
Average weekly coffee drank
9000 Lines
Average weekly lines of code
400 Customers
Average yearly happy clients

Our Team

Tim Malkovic
CEO
David Bell
Creative Designer
Eve Stinger
Sales Manager
Will Peters
Developer

Contact

Talk to us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit. Dolores iusto fugit esse soluta quae debitis quibusdam harum voluptatem, maxime, aliquam sequi. Tempora ipsum magni unde velit corporis fuga, necessitatibus blanditiis.

Address:

9983 City name, Street name, 232 Apartment C

Work Time:

Monday - Friday from 9am to 5pm

Phone:

595 12 34 567

Diberdayakan oleh Blogger.

Author Info

Know Us

Instagram

Featured Posts

Labels List

Like This Theme

Follow Us on Facebook

Sponsor Advertisement

Slider (Add Label Name Here!)

Breaking News (Add label Here!)

Ads

SLIDE1

About The Author

Pages

ads

Video

Subscribe Us

Advertisement

Google+ Google+ Google+ Google+

Featured

Custom Ad (Add Ad Code Here!)